sumber:htps://images.app.goo.gl/MVSazzffsBrRZ5HAA
P
|
ada zaman industri 4.0, zaman yang dimana segala aspek kehidupan semakin kompleks dan kompetisi semakin ketat sehingga menuntut kita sebagai generasi penerus dan pemuda yang menentukan arah bangsa ini akan dibangun harus memiliki skill ataupun kemampuan yang bisa membawa perubahan dengan cepat, selektif dan efektif, salah satu kemampuan yang dimaksud seperti Critical Thinking atau Berpikir Kritis. Proses belajar mengajar dibangku pendidikan tidak selalu menyediakan pengalaman yang membuat siswa ataupun mahasiswa bisa memliki progres yang cepat dalam karir mereka, dikarenakan rendahnya kemampuan untuk mengambil keputusan yang tegas dan dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini berhubungan erat dengan kemampuan berfikir kritis dalam memahami, mengindentifikasi serta mengevaluasi suatu narasi atau isu yang didapat sehingga membuat pilihan keputusan yang kurang tepat.
Critical Thinking atau Berpikir Kritis merupakan sebuah proses yang disengaja dan dilakukan secara sadar untuk menafsirkan sekaligus mengevaluasi sebuah informasi dari pengalaman, keyakinan, dan kemampuan pengetahuan yang ada. (Mertes). Kenapa kita butuh berpikir kritis? Jawaban yang paling mendasar ialah agar kita bisa bersikap adil sejak dalam pemikiran. Selain itu juga menurut saya, kita harus selalu berfikir kritis karena yang pertama agar memiliki kemerdekaan dalam berfikir dan punya keputusan 100% atas keputusan kita, dengan itu kita memiliki landasan berfikir yang kuat serta bisa dipertanggungjawabkan. Yang kedua membuat rasa percaya diri karena kita sudah mencoba mereduksi bias, dengan itu kita bisa lebih yakin lagi terhadap argument kita terhadap suatu topik. Yang ketiga agar kita menjadi lebih open minded karena kita lebih aware dengan segala sudut pandang bukan hanya satu perspektif. Yang keempat meningkatkan fungsional literasi, karena disini kita selalu mecoba memahami segala nuance yang ada. Dan yang kelima terhindar dari manipulasi (media, berita palsu).
Setelah kita lebih memahami keuntungan dari critical thinking atau berpikir kritis secara menyeluruh, selanjutnya juga kita harus mengerti bagaimana cara untuk berpikir kritis.Jordan Peterson (Profesor of Phsikology) berpendapat bahwa “salah satu cara untuk latihan berfikir kritis ialah dengan menulis, karena ketika kita menulis akan melatih otak kita untuk berfkir sistematis”. Dalam sebuah pemaparan di video youtubenya dengan judul Critical Thinking oleh Gita Savitri menyebutkan bahwa cara untuk berpikir kritis diantaranya adalah yang pertama berpikir objektif dan seadil mungkin terhadap suatu topik, yang kedua menganalisa faktor yang terlibat, yang ketiga mengidentifikasi argument lain yang berkaitan, yang keempat mengevaluasi argument kita untuk menentukan valid atau tidak, dan yang kelima memperhatikan efek atau implikasi dari argument. Ketika kita sudah melewati proses memahami, mengidetifikasi, mengobservasi, menganalisis, serta mengevaluasi argument kita secara sistematis dari segala sudut pandang terhadap suatu topik, dengan itu kita bisa membuat keputusan yang ideal dan efektif serta solutif dalam sebuah permasalahan.
Dalam era revolusi industri 4.0 ialah zaman yang dimana segalanya menggunakan esensi teknologi, pergerakan dinamis serta cepat dan efektif, sehingga manusia dituntut untuk mempersiapkan diri dengan memiliki kemampuan ataupun pola pikir skill dalam menghadapi era teknologi serta serba cepat ini. Melalui konsep berpikir kritis manusia dibentuk serta didorong untuk memiliki kemampuan mengidentifikasi sebuah permasalahan, menganalisis segala pandangan secara komprehensif, serta mengevaluasi argument untuk menentukan valid atau tidaknya guna menghindari segala kemungkinan yang berdampak negatif untuk kita, orang sekitar kita serta masyarakat luas. Hal ini dirancang untuk menghasilkan manusia yang memiliki daya saing tinggi dalam menghadapi era revolusi industry 4.0.
Oleh: Yoga Tama Dindri (Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Pamulang dan Kepala Bidang Pengembangan Organisasi HIMA FH UNPAM)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar